www.gadispoker.com

Saturday, February 6, 2016

KISAH NYATA Rela Berkorban Nyawa Demi Menolong Teman





MENOLONG TEMAN YANG TIDAK BISA BERENANG, TIDAK AKAN BERAKHIR DENGAN KEMATIAN KALAU DIAWASI DENGAN BAIK OLEH PIHAK SEKOLAH !
Tragedi tewasnya Gaby di kolam renang sekolahnya berawal dari niat Gaby untuk menolong temannya yang hampir tenggelam karena tidak bisa berenang.
Namun karena dugaan pengawasan yang lemah ( 15 murid hanya dijada oleh 1 orang guru olahraga yang sedang sibuk memberi test renang, dimana ia hanya berdiri di atas kolam dengan pakaian lengkap ), NYAWA GABY MENJADI TIDAK TERTOLONG, sedangkan TEMANNYA SELAMAT karena MENARIK BAJU TEMAN LAINNYA.
MENOLONG ORANG itu adalah pekerjaan yang MULIA. Semua agama mengajarkan kepada umatnya untuk saling tolong menolong terhadap sesama yang membutuhkan bantuan.
Jadi saya TIDAK PERNAH MENYESAL kalau GABY MENOLONG TEMANNYA yang tidak bisa berenang.
Tapi SAYA MENYESALKAN BETAPA LEMAHNYA PENGAWASAN DARI SEKOLAH ITU TERHADAP MURID-MURID SAAT PELAJARAN RENANG !
MENOLONG TEMAN YANG TIDAK BISA BERENANG, TIDAK AKAN BERAKHIR DENGAN KEMATIAN KALAU DIAWASI DENGAN BAIK OLEH PIHAK SEKOLAH !
Bukankah Gaby dan teman-temannya baru berumur 8 tahun ?
BERBAHAYAKAH bila anak umur 8 tahun ( yang rata-rata tingginya +/- 130 – 140 cm ), DIBIARKAN BERENANG TANPA DIAWASI DENGAN BAIK di dalam kolam BERUKURAN (5 x 25) meter, dengan KEDALAMAN KOLAM +/- 150 – 160 cm ( FLAT ) ?
Anak umur 8 tahun itu rata-rata SUDAH BISA DIAJAK BICARA SERIUS dan perkataan mereka BISA DIPERCAYA, sebab ANAK KECIL cenderung berkata JUJUR.
Justru PERKATAAN ORANG DEWASA yang seringkali TIDAK BISA DIPERCAYA !
Walaupun anak umur 8 tahun sudah bisa diajak bicara serius, TAPI MEREKA BELUM MENGERTI BAHAYA !
Jadi janganlah MENGANGGAP REMEH dalam MENJAGA ANAK-ANAK yang masih BELUM TAHU BAHAYA !
Kalau sudah jatuh korban jiwa seperti ini, SIAPA YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB ?
Akankah mereka MENGAKUI KESALAHANNYA di hadapan HUKUM atau malah BERUSAHA LOLOS DARI JERAT HUKUM ?
Tahukah mereka bahwa NYAWA SEORANG ANAK adalah HARAPAN dan MASA DEPAN bagi ORANG TUANYA ? Apalagi kami sudah mempercayakan anak kami kepada mereka untuk bersekolah disana dengan biaya sekolah yang MAHAL !
LEBIH KEJAMNYA LAGI, di BERBAGAI MEDIA TELEVISI DIBERITAKAN bahwa Gaby menderita penyakit epilepsi.
SIAPA ORANG YANG TELAH MEMFITNAH GABY secara KEJI seperti itu?
Apa anda tidak tahu kalau FITNAH LEBIH KEJAM DARI PEMBUNUHAN ?
Dimanakah HATI NURANI anda ?
Gaby sudah jadi korban dugaan KELALAIAN GURU dan SEKOLAH, malah DIJADIKAN KAMBING HITAM !
Apa dosa Gaby terhadap kalian ? Kenapa kalian bisa sekejam itu terhadap Gaby ?
ORANG TUA MANA YANG BISA TERIMA MELIHAT ANAKNYA YANG SUDAH JADI KORBAN, MALAH DIFITNAH SEPERTI ITU !!!
Sampai-sampai Esti, salah satu staff ticketing saya, bercerita kepada saya bahwa kakaknya melihat berita Gaby di televisi. Saat Esti tiba di rumah, Esti langsung ditanya oleh kakaknya “Emang bener anak bos loe sakit epilepsi ?”
Esti balik bertanya “Dapet kabar dari mana ?” Kakaknya menyahut “Dari TV tadi diberitain.”
Esti kaget dan berkata “HAH… GABY DIBERITAIN EPILEPSI ??? SADIS BANGET !!! Orang anaknya sehat banget. Ngga pernah liat dia sakit. Sering main sama gue kok kalo dia mampir ke kantor abis pulang sekolah.”
Esti adalah salah satu staff ticketing saya yang telah bekerja kepada kami lebih dari 3 tahun. Ia seorang Muslimah taat yang selalu menjalankan Shalat 5 waktu. Walaupun kami berbeda agama, namun saya sangat menghargai imannya dan selalu mempersilahkannya untuk menjalankan Shalat.
Saya suka melihat orang yang taat menjalankan perintah agamanya, walaupun agamanya berbeda dengan saya. Bukankah setiap agama memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendekatkan kita kepadaNya. Orang yang benar-benar menjalankan ibadahnya pasti akan dekat dengan Tuhan ( apapun agamanya ). ORANG YANG DEKAT DENGAN TUHAN pasti akan LEBIH BERTANGGUNG JAWAB dalam menjalankan tugasnya.
Hubungan Gaby dan Kak Esti cukup dekat, berikut tulisan yang dibuat Kak Esti untuk Gaby : http://istiyaniyunita.blogspot.co.id/2015/10/dear-gaby.html…
Untuk menepis berita fitnah itu, kami mendatangi Komnas Anak dan KPAI dengan membawa bukti-bukti kesehatan Gaby. Sebenarnya, dari raport Gaby pun sudah terlihat bahwa Gaby anak yang sehat, sebab tidak pernah sekalipun Gaby sakit selama dia bersekolah disana.

Kami berharap pihak-pihak yang bersalah segera MENYADARI dan MENGAKUI kesalahannya DI HADAPAN HUKUM.
Bukankah tujuan HUKUM itu dibuat untuk menegakkan keadilan dan MEMBERIKAN EFEK JERA kepada pihak tertentu yang telah melakukan pelanggaran dan merugikan orang lain ?
Haruskah kejadian semacam ini TERULANG KEMBALI dan MENJADI MOMOK YANG MENAKUTKAN bagi para orang tua yang menyekolahkan anaknya ?
Bila mereka tidak mau mengakui kesalahannya di hadapan hukum ( sesama manusia yang kelihatan ), bagaimana mereka bisa mengakuinya di hadapan Tuhan (yang tidak kelihatan) ?
BERTANGGUNG JAWAB SECARA HUKUM, BERTOBAT, dan IKUTILAH SUARA HATI ANDA, supaya anda memperoleh pengampunan dari Tuhan !
Amin.


Sumber : 
Verayanti Thio

Unknown

About Unknown

Jika ingin mengenal saya lebih dekat bisa add Facebook saya atau like fanspage gadispoker FB : Pricillia Lee

Subscribe to this Blog via Email :